Ideologi & Isme

Pragmatisme

  • Bahasa Indonesia
  • English

Pengertian Pragmatisme

Feelosofi – Pragmatisme adalah suatu aliran atau pandangan filosofis yang berakar dalam pemikiran Amerika pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Aliran ini mengemukakan bahwa nilai suatu gagasan atau tindakan harus dinilai berdasarkan manfaat praktisnya, yakni sejauh mana gagasan atau tindakan tersebut mampu memberikan hasil konkret atau solusi yang memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan pragmatis menekankan pentingnya konsekuensi dan hasil dari suatu tindakan atau keyakinan dalam menentukan kebenaran atau nilai dari hal tersebut.

Pendekatan pragmatis berakar pada pemikiran tokoh seperti Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey. Mereka menekankan bahwa kebenaran adalah suatu proses yang berkembang, dan keyakinan yang berguna adalah keyakinan yang memiliki dampak positif dalam mengatasi masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Dengan demikian, pragmatisme menolak pandangan absolut atau dogmatis dalam menilai kebenaran, dan lebih mengutamakan eksperimen dan adaptasi sebagai cara untuk mencari solusi yang efektif.

Dalam konteks filsafat, pragmatisme juga mengacu pada pandangan bahwa konsep-konsep atau teori-teori filosofis harus diukur berdasarkan manfaatnya dalam pemecahan masalah konkret, bukan sekadar kesesuaian dengan teori-teori abstrak atau pemikiran spekulatif. Ini berarti bahwa pemikiran pragmatis lebih fokus pada aplikasi praktis daripada ketepatan teoretis, dan seringkali menyarankan untuk menilai teori-teori filsafat berdasarkan kriteria efektivitasnya dalam memecahkan masalah konkret dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, pragmatisme telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan metode ilmiah dan pendekatan praktis dalam berbagai disiplin ilmu, serta menjadi landasan bagi pemikiran modern dalam berbagai bidang, termasuk psikologi, pendidikan, dan manajemen.

Sejarah Perkembangan Pragmatisme

Sejarah perkembangan pragmatisme merujuk pada evolusi aliran filosofis ini sepanjang waktu. Pragmatisme muncul pada akhir abad ke-19 di Amerika Serikat sebagai respons terhadap perubahan sosial dan intelektual yang signifikan di masyarakat Amerika pada masa itu. Tokoh-tokoh kunci dalam sejarah pragmatisme termasuk Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey. Charles Sanders Peirce dianggap sebagai bapak pragmatisme, yang pertama kali memperkenalkan konsep tersebut pada tahun 1870-an. Peirce menekankan pentingnya metode ilmiah dan eksperimen dalam mencari kebenaran. William James, dalam bukunya “The Principles of Psychology” (1890), mengembangkan gagasan pragmatisme lebih lanjut dengan mengedepankan pengalaman individu sebagai fokus utama.

John Dewey, seorang pemikir pragmatis yang signifikan, memperluas pandangan pragmatis ke dalam bidang pendidikan. Dewey menekankan pendekatan eksperimental dalam pembelajaran dan mempromosikan gagasan bahwa pendidikan harus mengacu pada pengalaman praktis dan penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pragmatisme juga memainkan peran penting dalam perkembangan psikologi fungsional oleh tokoh seperti John Dewey dan James Rowland Angell.

Seiring berjalannya waktu, pragmatisme mempengaruhi berbagai disiplin ilmu, termasuk filsafat, psikologi, pendidikan, dan ilmu sosial. Pengaruh pragmatisme juga meluas ke dalam dunia politik dan hukum, di mana pendekatan pragmatis dalam mengatasi masalah sosial dan politik menjadi semakin penting. Dalam esensi, sejarah perkembangan pragmatisme mencerminkan peran krusial aliran ini dalam membentuk pemikiran modern dan pendekatan praktis di berbagai bidang, yang tetap relevan hingga saat ini. Pragmatisme adalah salah satu aliran filosofis yang menggarisbawahi pentingnya mengaitkan pemikiran teoritis dengan aplikasi praktis, serta menekankan bahwa nilai dari suatu gagasan atau teori seharusnya diukur berdasarkan manfaatnya dalam pemecahan masalah konkrit dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah perkembangan pragmatisme ini juga menyoroti dampak signifikan aliran ini dalam membentuk wacana intelektual modern dan berkontribusi pada perkembangan metode ilmiah serta pendekatan praktis dalam berbagai disiplin ilmu.

Tokoh – Tokoh Pragmatisme

Tokoh-tokoh pragmatisme memainkan peran sentral dalam pengembangan dan penyebaran aliran filosofis ini. Charles Sanders Peirce, sering dianggap sebagai bapak pragmatisme, adalah seorang logikawan dan filsuf Amerika yang pertama kali memperkenalkan istilah “pragmatisme.” Peirce menekankan pentingnya metode ilmiah dan pemikiran kritis dalam mencari kebenaran, serta menyarankan bahwa nilai kebenaran dari suatu gagasan dapat diukur oleh konsekuensi praktisnya.

William James, seorang tokoh pragmatisme berpengaruh, mengembangkan konsep pragmatisme lebih lanjut. Dalam karyanya “The Principles of Psychology” (1890), ia menyoroti pengalaman individu sebagai fokus utama dan menekankan pentingnya aspek praktis dan fungsi dalam pemahaman psikologi dan filosofi.

John Dewey, seorang pemikir pragmatis yang monumental, memperluas pragmatisme ke dalam bidang pendidikan dan filsafat sosial. Dewey mempromosikan pendekatan eksperimental dalam pembelajaran, menganggap pendidikan sebagai proses yang harus relevan dengan kehidupan sehari-hari dan mengedepankan konsep pemecahan masalah dalam pendidikan.

Selain tokoh-tokoh utama ini, pragmatisme juga mendapat kontribusi dari pemikir lain seperti George Herbert Mead dalam bidang psikologi sosial dan Oliver Wendell Holmes Jr. dalam bidang hukum. Tokoh-tokoh pragmatisme ini tidak hanya memengaruhi perkembangan filsafat, tetapi juga berbagai disiplin ilmu dan aspek sosial dan politik dalam masyarakat.

Jenis – Jenis Pragmatisme

Dalam konteks ini, terdapat beberapa jenis pragmatisme yang mencerminkan perbedaan pendekatan dan penekanan dalam pemikiran pragmatis. Pertama, pragmatisme klasik, yang terkait dengan pemikiran Charles Sanders Peirce, menitikberatkan pada konsep metode ilmiah dan kriteria kebenaran berdasarkan konsekuensi praktis. Pragmatisme ini lebih bersifat teoritis.

Kemudian, pragmatisme instrumental, yang terkait dengan William James, menekankan peran instrumental pengetahuan dalam mencapai tujuan praktis. Pragmatisme instrumental menekankan bahwa keyakinan atau gagasan yang diterima oleh individu dapat diukur berdasarkan manfaatnya dalam mencapai hasil yang diinginkan.

Selanjutnya, pragmatisme eksperimental, dikembangkan oleh John Dewey, menekankan pendekatan eksperimental dalam pemecahan masalah dan penekanan pada pendidikan yang berpusat pada pengalaman praktis. Pragmatisme ini mendorong pembelajaran melalui tindakan dan pengalaman langsung dalam situasi dunia nyata.

Pragmatisme sosial, yang terkait dengan pemikiran George Herbert Mead, mengeksplorasi peran interaksi sosial dalam pembentukan pemahaman individu dan identitas. Pragmatisme ini menyoroti pentingnya komunikasi dan interaksi sosial dalam proses pemecahan masalah.

Terakhir, pragmatisme hukum, yang dikemukakan oleh Oliver Wendell Holmes Jr., menekankan penilaian hukum yang berdasarkan konsekuensi praktis dan efek sosial dari suatu keputusan hukum. Jenis pragmatisme ini memandang hukum sebagai alat untuk mencapai tujuan sosial yang lebih luas.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, pragmatisme adalah aliran filosofis yang menekankan pentingnya manfaat praktis dalam menilai kebenaran, gagasan, atau tindakan. Terdapat berbagai jenis pragmatisme, termasuk pragmatisme klasik, pragmatisme instrumental, pragmatisme eksperimental, pragmatisme sosial, dan pragmatisme hukum, yang masing-masing menyoroti aspek khusus dari pandangan ini. Pragmatisme telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan pemikiran modern dan pendekatan praktis di berbagai disiplin ilmu, dari filsafat hingga pendidikan, psikologi, hukum, dan masyarakat. Fokus pada eksperimen, aplikasi praktis, dan penyelesaian masalah menjadi ciri utama dalam berbagai jenis pragmatisme, yang tetap relevan dalam konteks perkembangan sosial dan ilmiah hingga saat ini.

FAQs

Apa itu pragmatisme?

Pragmatisme adalah aliran filosofis yang menekankan bahwa nilai suatu gagasan atau tindakan harus dinilai berdasarkan manfaat praktisnya dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pragmatisme menekankan konsekuensi praktis sebagai kriteria utama dalam menilai kebenaran atau nilai suatu gagasan.

Siapa tokoh-tokoh penting dalam perkembangan pragmatisme?

Tokoh-tokoh penting dalam perkembangan pragmatisme meliputi Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey. Mereka memainkan peran kunci dalam merumuskan dan mengembangkan pandangan pragmatis dalam berbagai bidang ilmu.

Apa perbedaan antara pragmatisme klasik dan pragmatisme instrumental?

Pragmatisme klasik, terkait dengan Peirce, menekankan metode ilmiah dan kriteria kebenaran berdasarkan konsekuensi praktis. Sementara itu, pragmatisme instrumental, yang diasosiasikan dengan William James, menekankan peran instrumental pengetahuan dalam mencapai tujuan praktis.

Bagaimana pragmatisme memengaruhi pendidikan?

John Dewey memainkan peran kunci dalam mengintegrasikan pragmatisme ke dalam pendidikan. Pragmatisme eksperimental yang ia promosikan menekankan pembelajaran melalui tindakan, pengalaman praktis, dan pemecahan masalah dalam konteks nyata, mengubah paradigma pendidikan tradisional.

Bagaimana pragmatisme memengaruhi bidang hukum?

Pragmatisme hukum, seperti yang dianut oleh Oliver Wendell Holmes Jr., menekankan penilaian hukum yang berdasarkan konsekuensi praktis dan efek sosial. Ini telah mempengaruhi perkembangan sistem hukum dan pemahaman hukum sebagai alat untuk mencapai tujuan sosial yang lebih luas.

Referensi

  • The Pragmatism of C.S. Peirce oleh Cornelis de Waal (2018)
  • Pragmatism: A New Name for Some Old Ways of Thinking oleh William James (1907)
  • The Metaphysical Club: A Story of Ideas in America oleh Louis Menand (2001)
  • Experience and Nature oleh John Dewey (1925)
  • Pragmatism, A Reader oleh Louis Menand (1997)
  • The Essential Peirce: Selected Philosophical Writings oleh Charles S. Peirce (1998)
  • Philosophy and the Mirror of Nature oleh Richard Rorty (1979)
  • Pragmatism and Other Writings oleh William James (2000)
  • The Pragmatic Philosophy of C.S. Peirce oleh Philip P. Wiener (1952)
  • John Dewey and American Democracy oleh Robert B. Westbrook (1991)

Rekomendasi Video



Raymond Kelvin Nando, "Pragmatisme," Feelosofi, 28 Oktober 2023, https://feelosofi.com/pragmatisme/
Raymond Kelvin Nando
Writer, Researcher, & Philosophy Enthusiast